Solo Backpacker to Japan : Day 1

Berangkat ke Jepang dari Bandara Adisucipto Yogyakarta tanggal 31 Maret 2016, cuaca di Jogja akhir- akhir ini memang cukup buruk. Siang menjelang sore pasti hujan plus petir. Agak khawatir juga dengan penerbanganku sore hari jam 3 ke Kuala Lumpur. Alhamdulillah perjalanan selama dua jam berjalan lancar. Penerbangan ke Jepang by Air Asia memang harus transit Kuala Lumpur. Dari Kuala Lumpur ke Osaka  menggunakan pesawat Air Asia X lebih besar dari pesawat Jogja ke KL.

Penerbangan ke Osaka depart jam 1 pagi, landing mulus di Kansai International Airport jam 8.30 waktu setempat. Wahh akhirnya, aku menginjakkan kaki juga di Jepang. Negara yang emang dari jaman SD (jaman doraemon dkk tayang) sudah diimpikan untuk didatangi. It doesn't matter if you call me Lebay. Nyatanya emg seperti itu. Drama pertama pas sampai di terminal bandara adalah kartu embarkasi dan costom. Nah di pesawat ternyata udah dibagikan. Posisi aku lagi tidur kayaknya. Jadi bingung mau minta di mana. Tanya ke penumpang yang lain yang samaan landing juga mereka cuma ngambil seperlunya, nggak ada yang lebih. Akhirnya nanya petugas di bandara. Petugas mengarahkan supaya ikut antrian. Di Antrian itu nanti ada meja yang berisi kartu embarkasi dan costom. Parahnya, sudah mengantri cukup panjang kepotong sama mengisi kartu- kartu itu. Masuk lagi di antrian. So gaes kalo ga mau cepat di imigrasi, Pastikan kartu embarkasi dan kostom sudah terisi di pesawat ya, biar ga repot di antrian imigrasi.


Keluar Imigrasi langsung ke Post Office Bandara di Lantai 2 paling ujung, dekat minimarket. Kalo kalian mau ke Post Office tapi bingung, langsung tanya aja ke bagian informasi ya gaes. Mereka sangat helpfull. Wes baru nyampe Jepang aja udah ada paket ya, berasa udah resident aja, hahahaha. Aku pribadi ke Post Office karena emang mau ngambil paket dari B-Mobile. B mobile ini adalah simcard yang sudah aku pesan sebelum ke Jepang. Simcard ini lumayan rekomen buat kamu yang butuh internet dengan koneksi lancar jaya selama di Jepang. Aku bakalan bahas ini secara terpisah di postingan aku selanjutnya.  Ternyata pasang dan settingannya mudah. Langsung bisa di pakai. Alhamdulillah.

Lanjut ke luar bandara drama ke dua dimulai, ternyata perlu waktu untuk mempelajari jurusan kereta api di Jepang. Maklum lah gaes, aku ke Jepang baru pertama kali dan sendirian, liat peta yang ngejlimet (menurutku) butuh lebih banyak waktu untuk berfikir. Di sana ada petugas yang siap membantu, tapi karena aku nggak terburu- buru dan mau menyelesaikannya sendiri dulu jadinya lumayan menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk memutuskan dan mencoba membeli tiket ke stasiun namba melalui mesin pembelian tiket otomatis. Ternyata setelah dicoba lumayan mudah. Aku memilih menaiki Nankai Airport ext for Namba karena penginapan pertama aku Q hostel di area ini. Harga tiket 920 Yen. Mayan lah ya sekali jalan 100 ribu lebih. Sampai di Namba bingung mau keluar dari pintu mana. Akhirnya random aja keluar ke pintu yang ada. Dan ini lah pemandangan setelah keluar dari stasiun Namba.

Zebra cross di exit Namba Station

Di Luar ternyata hujan gerimis. Dan pejalan kaki rata- rata membawa payung. Sudah jadi kebiasaan di Jepang setiap jalan ke mana pun wajib membawa payung pas musim hujan kayak gini.

Setelah itu aku berjalan sekitar 15 menit untuk mencari Q hostel, tempat menginap malam ini. Q hostel lokasinya dekat sekali dengan pusat perbelanjaan terkenal di Osaka shinshaibashi- suji, hanya berjalan sekitar 7 menit. Daerah dotonburi tempat berselfie ria dengan Glico man juga pas di depan jembatannya. Rasanya capek berjalan seharian. Sampai di hostel inginnya rebahan dan istrirahat sejenak. Tapi ini di Jepang, sayang sekali kalau hanya berdiam diri di hostel.

Shinsaibashi Suji yang selalu ramai

Glico Man yang selalu di ajak selfie

Gang kecil di Namba

Setelah puas berkeliling, aku pun kembali ke hostel. Besok harus segera ke kyoto karena aku berencana berburu sakura di sana.

Terima kasih sudah mampir, tunggu updatean hari ke 2 dan seterusnya ya mina san. ^^